Lukisan Karya Zaini
PERAHU KARYA PELUKIS ZAINI (1924 -1977)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTi0lTUME-1Af7K5WI859MLhWEaIvkfyMftqxvnMXJjDu9UxROzcTztIqh7KFaWnP4rGVkQI4fwELXXez6LyrvK3ssRz5jidwGo_47a6TZnMT1DHLlLMipjRUnOP6thDqINW5J5P5WFEYv/s400/Zaini.gif)
Dengan semangat yang senafas dengan Oesman Effendi, semenjak di sanggar SIM Yogyakarta karya-karya Zaini telah menuju pada penyederhanaan bentuk-bentuk yang naïf. Namun demikian, pada tahun 1949 ia keluar dari SIM karena dalam sanggar semakin kuat pengaruh paradigma estetik “kerakyatan revolusioner” yang berhaluan kiri dan tidak sejalan dengannya. Pada saat itulah ia pindah ke Jakarta dan mulai mengembangkan karya-karyanya dengan media pastel yang menghasilkan garis dan warna lembut.
Dari proses panjang, eksplorasi teknik dengan pencarian bentuk lewat goresan spontan dan lembut menghadirkan objek-objek impresif. Objek-pbjek itu menjadi sosok kabur dengan ekspresi sunyi yang kuat. Mencermati karya-karya Zaini dalam periode selanjutnya, seperti memasuki dunia yang sarat dengan perenungan spiritual. Di dalamnya mengadung berbagai tanggapan personal tentang kerinduan, kesunyian, kehampaan, bahkan kematian. Objek-objek seperti perahu, bunga, burung mati, atau apapun, merupakan esensi yang disajikan dari berbagai fenomena dunia luar untuk memahami perenungan spiritual itu. Dalam risalah Trisno Sumardjo tahun 1957, dikatakan proses dialog spiritual lewat objek-objek sederhana itu menjadi jembatan untuk memahami perenungannya pada dunia kosmosnya yang lebih besar. Puncak pencapaian abstraksi dan spiritualisasi objek-objek itu terjadi pada tahun 1970-an, yaitu ketika ia dengan kuat menghadirkan suasana puitis dalam karya-karyanya. Zaini menjadi penyaring objek-objek yang sangat ekspresif lewat goresan cat minyak dan akrilik, dengan warna lembut seperti kabut.
Tag :
Culture
0 Komentar untuk "PERAHU KARYA PELUKIS ZAINI "